Mencetak generasi yang Mandiri, Bertanggung Jawab dan Berprilaku Qur'ani.
Visioner, dan Kreatif menjadikan Santri Salsabiila Zainia yang siap menghadapi tantangan zaman.
Pembiasaan dua bahasa di lingkungan pesantren, agar santyri tidak kaku dalam berbahasa asing.
Mengenal dan ikut serta mengkonversi Sumber Daya Kecil ke Sumber Pendapatan yang tinggi
lebih dari sepuluh ekstrakulikuler kami sediakan, untuk mengembangkan skill santri.
Pembiasann Public Speaking untuk meningkatkan kualitas diri, berfikir lebih kritis dan percaya diri.
Santri Aktif
Guru
Tahun Pengalaman
Penghargaan Akademis
Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kyai ikhlas medidik dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan serta para santri yang ikhlas dididik. Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun.
Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan .
Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Berdikari tidak saja berarti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain . Inilah Zelp berdruiping sy s te e m (sama-sama memberikan iuran dan sama-sama memakai). Dalam pada itu, Pondok tidaklah bersifat kaku, sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu. Semua pekerjaan yang ada di dalam pondok dikerjakan oleh kyai dan para santrinya sendiri, tidak ada pegawai di dalam pondok .
Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah Islamiah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di Pondok, tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat setelah mereka terjun di masyarakat.
Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk tidak mau dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja. Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat. Jiwa yang meliputi suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh santri sebagai bekal utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
VISI
“Membentuk Generasi Mutafaqih fi ad-Dien
Yang Ahli Dzikir dan Ahli Fikir
Guna Terciptanya Generasi Yang Mandiri
Hamba Yang Bertaqwa dan Khalifah Yang Amanah”
MISI
1.Misi Keislaman
Membentuk generasi Mutafaqqih fi ad-Dien yang mampu menjalankan tugasnya sebagai muslim dengan meneladani akhlak Rasul dan menjalankan sunnahnya serta mampu berkembang di masayarakat sebagai perekat ummat.
2.Misi Kependidikan
mengembangkan potensi spiritual, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik sehingga memiliki karakter positif, bermartabat dan siap mengembangkan dirinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
3.Misi Ke-Indonesiaan
Menjalankan model pendidikan asli Indonesia yang berakar pada budaya nusantara untuk dapat menanamkan nasionalisme dan jati diri bangsa sehingga peserta didik akan bangga menjadi bangsa Indonesia yang mandiri, merdeka dan berperadaban.
4.Misi Kewirausahaan
Menanamkan mental entepreneuship, memberikan bekal vocational, dan menyiapkan peserta didik dengan keterampilan praktis sebagai bahan memasuki kehidupan sebagai pribadi yang mandiri, kreatif, inovatif dan berjiwa sosial
5.Misi Keterpaduan
Mengantarkan generasi muslim terdidik, berbudaya Indonesia, dan bermental wirausaha ke gerbang peradaban modern sehingga juga menjadi generasi yang akrab tekhnologi, berfikiran terbuka, dan berwawasan dunia sebagai bagian dari tatanan masyarakat global